Mengapa Dalam Sejarah, Tiongkok Membangun Tembok Besar

Ketika kita mempelajari sejarah, seringkali kita mendengar beberapa peradaban besar dunia membangun pertahanan untuk melindungi wilayahnya. Diantara berbagai bentuk pertahanan yang dibangun salah satu yang paling terkenal adalah tembok besar Tiongkok. Tetapi tahukah anda mengapa dalam sejarah tembok besar dibangun oleh Tiongkok?. Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu perlu diketahui sekilas sejarah dari negara ini, khususnya pada masa negara-negara berperang.

Pada masa dinasti Zhou yang sedang berkuasa sudah mulai kehilangan otoritasnya. Para bangsawan yang awalnya mengakui kekuasaan kaisar sudah mulai membentuk negara-negara mereka sendiri. Negara ini mulai berperang satu sama lain demi mendapatkan kekuasaan atas Tiongkok. Perang yang demikian gencar akhirnya memisahkan 7 negara yang paling kuat. Ketujuh negara itu adalah Qin, Chu, Zhao, Han, Yan, Wei dan Qi. Tersisanya 7 negara ini justru membuat pepearangan semakin sengit, tidak jarng ketujuh negara ini memobilisasi rakyatnya untuk berperang dengan negara bagian lainnya.

Demi menjaga kota-kota yang telah dikuasai, mereka memerintahkan pasukannya untuk membangun pertahanan kota yang berfungsi untuk melindungi wilayahnya dari serangan negara bagian lainnya. Sekalipun demikian, ada 3 negara bagian yang memerintahkan sebagain pasukannya yang memrintahkan pasukannya untuk menjaga pertahanan di wilayah utara. Ditengah konflik yang begitu sengit, mengapa ketiga negara ini justru mengirim pasukan untuk menjaga wilayah utara?. Padahal tidak ada negara bagian tiongkok yang berada pada wilayah tersebut.

Ketiga negara tersebut sebenarnya sedang menjaga perbatasannya dari musuh yang sewaktu-waktu dapat merusak stabilitas negaranya. Siapakah musuh yang dimaksud tersebut?, jauh sebelum Mongolia, suku-suku nomaden, sang penunggang kuda sudah hidup berkelana di kawasan Asia Tengah. Suku nomaden itu jauh berbeda dengan masyarakat Tiongkok yang sudah tinggal menetap, bertani dan mambangun kota. Suku nomaden ini hidup dari hasil ternak, mereka berpindah-pindah demi mencari padang rumput untuk memenuhi kebutuhan ternaknya. Sekalipun suku ini jauh dibelakang Tiongkok, namun dalam urusan menjinakkan kuda mereka berada didepan bangsa lainnya.

Menjinakkan kuda adalah keahlian dari suku nomaden ini, suku inilah yang pertama kali menjinakkan kuda. Sekalipun suku ini sering dianggap barbar oleh bangsa Tiongkok, namun perdagangan diantara kedua bangsa ini terbentuk dengan sangat cepat. Peperangan yang tidak ada habisnya membuat negara-negara bagian sangat membutuhkan kuda perang yang baru. Diantara semua kuda perang yang ada, kuda perang dari Asia Tengah lebih terkenal akan ketangguhannya. Disis lain, suku nomaden juga menyukai berbagai komoditas Tiongkok yang notabene jauh lebih maju dari mereka.

Namun begitu, perang yang tiada henti dan kebijakan ekspansionis negara bagian Tiongkok membuat konflik diantara keduanya tidak dapat dicegah. Untuk menjamin kebutuhan ternaknya negara-negara bagian Tiongkok harus memperluas wilayahnya demi memperoleh padang rumput hijau. Permasalahannya adalah padang rumput seperti itu juga dibutuhkan oleh suku nomaden. Bagi negara Qin, Zhao, dan Yan, suku nomaden adalah masalah yang sangat serius. Sebab masalah ini memaksa mereka untuk menempatkan sebagian besar pasukannya untuk menjaga perbatasan.

Pasukan yang ditempatkan di wilayah perbatasan sebenarnya sangat dibutuhkan untuk mempertahankan wilayahnya dari negara bagian lainnya. Namun apabila tidak dijaga suku nomaden akan menyerang dan menjarah berbagai wilayah yang tidak dilindungi oleh tembok kota maupun benteng. Karakteristik suku nomaden juga berbeda dengan pasukan Tiongkok yang menggunakan pasukan infantri sebagai tulang punggung serangan. Pasukan nomaden seringkali hanya berupa pasukan berkuda ringan yang dapat dengan cepat menyerang dan mundur dalam waktu singkat.

Dalam menghadapi serangan suku nomaden, awalnya para penguasa di Utara menempatkan banyak pasukan penjaga di perbatasan yang dipimpin oleh perwira terbaik dari masing-masing negara bagian. Namun karena perang internal Tiongkok mereka terpaksa menarik sebagian besar pasukannya untuk ditempatkan di wilayah yang lebih penting. Hal ini membuat pasukan penjaga perbatasan memikirkan strategi terbaik yang bisa mereka gunakan untuk menghadapi musuh.

Pertama adalah pendirian menara pengawas untuk memantau pergerakan suku nomaden. Kemudian mereka mulai mendirikan benteng disepanjang wilayah perbatasan sebagai tempat tinggal pasukan sekaligus perlindungan bagi masyarakat. Ketiga mereka mulai membangun tembok pertahanan yang menghubungkan benteng yang satu dengan lainnya. Tanpa disadari apa yang dilakukan oleh para perwira ini sebenarnya merupakan cikal bakal dari projek pembangunan tembok besar tiongkok.

Pada akhirnya negara Qin berhasil mengalahkan negara bagian lainnya. Walau berhasil menyatukan Tiongkok ancaman suku nomaden tidak berhenti sampai disitu. Kaisar kemudian Qin kemudian memerintahkan jendralnya untuk pergi menjaga perbatasan. Kaisar juga memerintahkan agar tembok perbatasan yang telah dibangun oleh negara-negara bagian sebelumnya dihubungkan menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja paksa. Tembok tersebutlah yang berdiri kokoh hingga saat ini dan dikenal sebagai tembok raksasa China.